Di Indonesia, akuntansi mulai diterapkan
sejak 1642, tetapi jejak yang jelas baru ditemui pada pembukuan Amphion Society
yang berdiri di Jakarta sejak tahun 1747. Perkembangan akuntansi yang mencolok
baru muncul setelah undang-undang mangenai tanam paksa dihapuskan tahun 1870. Dengan
dihapuskannya tanam paksa, kaum pengusaha Belanda banyak bermunculan di
Indonesia untuk menanamkan modalnya. Sistem yang dianut oleh pengusaha Belanda
ini adalah seperti yang diajarkan oleh Luca Pacioli.
Pada Zaman penjajahan Belanda, perusahaan-perusahaan
di Indonesia menggunakan tata buku. Akuntansi tidak sama dengan tata buku
walaupun asalnya sama-sama dari pembukuan berpasangan. Akuntansi sangat luas
ruang lingkupnya, diantaranya teknik pembukuan. Setelah tahun 1960, akuntansi
cara Amerika (Anglo-Saxon) mulai diperkenalkan di Indonesia. Jadi, sistem
pembukuan yang dipakai di Indonesia berubah dari sistem Eropa (Kontinental) ke
sistem Amerika (Anglo-Saxon).
Fungsi pemeriksaan (auditing) mulai dikenalkan di Indonesia tahun 1907, yaitu sejak
seorang anggota NIVA, Van Schagen, menyusun dan mengontrol pembukuan perusaan. Pengiriman
Van Schagen ini merupakan cikal bakal dibukanya Jawatan Akuntan Negara (GAD – Government Accountant Dients) yang resmi
didirikan pada tahun 1915. Akuntan publik pertama adalah Frese & Hogeweg,
yang mendirikan kantornya di Indonesia tahun 1918.
Dalam masa pendudukan Jepang, Indonesia
sangat kekurangan tenaga di bidang akuntansi. Jabatan-jabatan pimpinan di
Jawatan Keuangan yang 90% dipegang oleh bangsa Belanda, menjadi kosong. Dalam
masa ini, atas prakarsa Mr. Slamet, didirikan kursus-kursus untuk mengisi
kekosongan jabatan tadi dengan tenaga-tenaga Indonesia. Pada tahun 1874, hanya
ada seorang akuntan berbangsa Indonesia, yaitu Prof. Dr. Abutari. Di Indonesia,
pendidikan akuntansi mulai dirintis dengan dibukanya jurusan akuntansi di
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1952. Pembukaan ini kemudian
diikuti Institut Ilmu Keuangan (sekarang Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) tahun
1960 dan Fakultas-fakultas Ekonomi di Universitas Padjadjaran (1961),
Universitas Sumatera Utara (1964), universitas Airlangga (1962), dan
universitas Gadjah Mada (1964).
Organisasi profesi yang menghimpun para akuntan
Indonesia bediri 23 Desember 1957. Organisasi ini diberi nama Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) dengan pendiri lima orang akuntan Indonesia.profesi akuntan
mulai berkembang dengan pesat sejak tahun 1967. Pada tahun itu juga
dikeluarjannya undang-undang modal asing yang kemudian disusul dengan
undang-undang penanaman modal dalam negeri tahun 1968 yang merupakan pendorong
berkembangnya profesi akuntansi. Setelah krisis ekonomi Indonesia tahun 1997,
peran profesi akuntan diakui semakin signifikan mengingat profesi ini memiliki
peranan strategis di dalam menciptakan iklim transparansi di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar